Sabtu, 02 April 2016

KONJUNGSI

NAMA : FRENSISKA EMELDA EVASARI
KELAS : 4B
NPM : 146210761
MATA KULIAH : SINTAKSIS
NAMA DOSEN : ERMAWATI S, S.Pd., M.A.

KONJUNGSI
Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.
Jenis-jenis konjungsi:
1.      Konjungsi antar klausa, dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a.       Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang sama. ( =konjungsi setara )
Macam-macam:
-          dan (menyatakan penambahan
-          tetapi ( menyatakan perlawanan)
-          atau ( menyatakan pemilihan )
b.      Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak sama. (=konjungsi bertingkat )
Macam-macamnya:
-          sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara,      sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
-          Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala ( menyatakan syarat ).
-          Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya ( menyatakan pengandaian ).
-          agar, supaya, biar ( menyatakan tujuan )
-          biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun ( menyatakan konsesif ).
-          seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana ( menyatakan pemiripan ).
-          sebab, karena, oleh karena ( menyatakan sebab )
-          hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) ( menyatakan akibat ).
-          bahwa ( menyatakan penjelasan ).
c.       Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsur itu memiliki status sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Macam-macamnya:
-          baik … maupun
-          tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
-          bukan hanya …, melainkan …
-          (se)demikian (rupa) … sehingga…
-          apa(kah) … atau …
-          entah … entah …
-          jangankan …, …pun .
2.      Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.
Macam-macamnya:
biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu ( menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu )
-          kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu ( menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya ).
-          sebaliknya ( menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya ).
-          sesungguhnya, bahwasannya ( menyatakan keadaan yang sebenarnaya ).
-          malahan, bahkan ( menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
-          akan tetapi, namun, kecuali itu ( menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya ).
-          dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )
-          oleh karena itu, oleh sebab itu ( menyatakan akibat )
-          sebelum itu ( menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya )
3.      Konjungsi Antar paragraf yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan paragraf tempat konjungsi itu dipakai dengan paragraf sebelumnya.
Konjungsi antar paragraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
Macam-macamnya:
-          Adapun
-          akan hal
-          mengenal
-          dalam pada itu
Selain keempat konjungsi antar paragraf tersebut terdapat juga konjungsi antar paragraf berikut:
-          alkisah
-          arkian
-          sebermula

-          syahdan

Rabu, 16 Maret 2016

Menentukan Klausa Berdasarkan Predikat dan Menentukan Klausa Bebas Dan Klausa Terikat dalam Surat Al Maa'un

Tugas ketiga
Nama : Frensiska Emelda Evasari
Kelas : 4B
NPM : 146210761
Mata Kuliah : Sintaksis
Nama Dosen : Ermawati S, S.Pd., M.A.


Menentukan Klausa Berdasarkan Predikat dan Menentukan Klausa Bebas Dan Klausa Terikat dalam Surat Al Maun

Terjemahan surat Al Maa’un
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak menganjurkan member makan orang miskin.
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
6. Orang-orang yang berbuat riya.
7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

PPenjelasan :
1. Klausa Berpola Subjek-Predikat
Ayat ke 1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ?
            Pada klausa berpola subjek-predikat. Unsur klausa “tahukah” mengisi kategori interogatif. Unsur klausa “kamu”  mengisi fungsi subjek, kategori nomina. Sedangkan “(orang-orang) yang mendustakan agama” mengisi fungsi predikat.
            Klausa “tahukah” merupakan klausa tanya karena klausa tanya adalah klausa yang isinya menanyakan sesuatu kepada mitra tutur/mitra bicara (dalam bahasa lisan) atau pembaca (dalam bahasa tulis).
Klausa ini termasuk klausa yang berurutan biasa, yaitu klausa yang subjeknya terletak pada awal kalimat dan predikat dibelakang subjek. Klausa ini juga termasuk kedalam jenis klausa inti. Klausa ini termasuk dalam kategori klausa bebas.

2. Klausa yang berkonjungsi subordinatif yang menyatakan pertalian makna akibat
Ayat ke 2. maka itulah orang yang menghardik anak yatim          
Pada klausa lengkap yang berpola konjungsi subordinatif akibat + SP. Unsur klausa “maka” mengisi kategori konjungsi dan peran akibat. Unsur klausa “itulah” mengisi fungsi subjek, kategori nomina, dan peran dikenal. Sedangkan unsur klausa “orang yang menghardik anak yatim” mengisi fungsi predikat. Konjungsi yang dipakai pada klausa ini adalah maka, jadi klausa diatasa merupakan klausa terikat karena menggunakan konjungsi diawalnya.

3. Klausa Berkonjungsi + PSO
Ayat ke 3. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin
            Pada klausa berkonjungsi + PSO. Unsur klausa “dan” merupakan konjungsi koordinatif. Unsur klausa “tidak mendorong” mengisi fungsi predikat, kategori verba. Unsur klausa “memberi makan” mengisi fungsi subjek, kategori nomina, dan peran pelaku. Sedangkan unsur klausa “orang miskin” mengisi fungsi objek, kategori frase nomina. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur yang sejajar. Konjungsi koordinatif yang dimaksud adalah dan, atau, tetapi. Klausa ini termasuk kedalam klausa inversi, yaitu klausa yang predikatnya berada dibelakang subjek. Dalam klausa ini menggunakan kata diawal ‘dan’, kata ‘dan’ merupakan sebuah konjungsi maka klausa ini termasuk dalam kategori klausa terikat.

4. Klausa lengkap yang berpola konjungsi subordinatif akibat + PS
Ayat ke 4. Maka celakalah orang yang salat
            Pada klausa lengkap yang berpola konjungsi subordinatif akibat + PS. Unsur klausa “maka” mengisi kategori konjungsi subordinatif. Unsur klausa “celakalah” mengisi fungsi predikat, kategori frase nomina. Sedangkan unsur klausa “orang yang salat” mengisi fungsi subjek, kategori frase nomina. Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi ini membentuk anak kalimat yang jika digabungkan dengan induk kalimat akan membentuk kalimat majemuk bertingkat. Klausa ini merupakan klausa terikat karena menggunakan konjungsi subordinatif.

5. klausa yang diawali konjungsi subordinatif yang menyatakan makna penjelas
Ayat ke 5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya
            Peran klausa yang diawali dengan konjungsi subordinatif yang menyatakan makna penjelas. Unsur klausa “ (yaitu)” mengisi kategori konjungsi subordinatif, dan peran penjelas/jelasan. Unsur klausa “orang-orang” mengisi fungsi subjek, kategori frase nomina, dan peran pelaku. Sedangkan unsur klausa “yang lalai terhadap salatnya” mengisi fungsi predikat, kategori verba. Pada klausa yang diawali oleh konjungsi yang menyatakan makna penjelas ini juga digunakan konjungsi bahwa. Konjungsi ini menunjukkan hubungan antara klausa dengan klausa sebelumnya.

6. Klausa berkonjungsi subordinatif Yang
Ayat ke 6. Orang-orang yang berbuat riya
            Peran klausa berkonjungsi subordinatif yang. Unsur klausa “yang” mengisi fungsi subjek, kategori frase nomina. Sedangkan “berbuat riya” mengisi fungsi predikat, kategori frase nomina.

7. Klausa berkonjungsi + (S)Ppel                      
Ayat ke 7. dan enggan (memberikan) bantuan
Peran klausa berkonjungsi + (S)Ppel. Unsur klausa “dan” mengisi kategori konjungsi subordinatif. Unsur klausa “ enggan (memberikan)” mengisi fungsi subjek predikat, kategori nomina frase verba. Sedangkan unsur klausa “bantuan” mengisi fungsi pelengkap, kategori frase nomina.




Minggu, 13 Maret 2016

Analisis Frasa yang terdapat didalam Al Qur’an Surat Al Humazah

Tugas Kedua
Nama : Frensiska Emelda Evasari
NPM : 146210761
Kelas : 4B
MK : Sintaksis
Nama Dosen : Ermawati S, S.Pd,. M.A.

Analisis Frasa yang terdapat didalam Al Qur’an Surat Al Humazah
1. Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela.
2. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.
3. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.
4. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan kedalam (neraka) Huthamah.
5. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu?
6. (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan.
7. Yang (membakar) sampai kehati.
8. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka.
9. (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.

Penjelasan:
1. Setiap pengumpat dan pencela. Frasa diatas merupakan frasa nominal yang koordinatif. Frasa tersebut berpola M-D. Unsur pengumpat dan pencela berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti dan kata setiap sebagai pewatas atau atribut.
2. Mengumpulkan harta Frasa diatas termasuk kedalam frasa verbal yang berpola D-M. Kata mengumpulkan berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti, diiukuti kata harta yang merupakan nomina yang berfungsi sebagai pewatas atau atribut.
3. Dapat mengekalkan Frasa diatas termasuk dalam frasa verbal, yang berpola M-D. Kata mengekalkan berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti, dan kata dapat hanya berfungsi sebagai pewatas atau atribut.
4. Akan dilemparkan Frasa diatas termasuk kedalam frasa verbal, yang berpola M-D. Kata dilemparkan berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti, dan kata akan berfungsi sebagai pewatas atau atribut.
5. Ke dalam (neraka) Frasa diatas termasuk frasa preposisional, frasa ini merupakan frasa eksosentris, tidak terdiri atas unsur inti dan pewatas, tetapi terdiri atas perangkai dan sumbu. Pada frasa diatas terdapat kata ke dan dan dalam (neraka) sebagai aksisnya.
6. Yang dinyalakan Frasa diatas merupakan frasa nominal. Unsur yang merupakan nominal atau berfungsi sebagai unsur pusat atau inti dan penanda yang berdistribusi sebagai pewatas atau atribut.
7. Sampai ke hati Frasa depan ialah frasa yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya. frasa preposisional Frasa diatas termasuk karena terdapat kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata hati.
8. Ditutup rapat Frasa diatas termasuk frasa verbal. Frasa tersebut berpola D-M. Kata ditutup berdistribusi sebagai unsur pusat atau inti dan rapat yang merupakan ajektiva berfungsi sebagai pewatas atau atribut.

S P O Pel Ket

Nama : Frensiska Emelda Evasari
Kelas : 4B
NPM : 146210761
Mata Kuliah : Sintaksis
Nama Dosen : Ermawati S, S.Pd., M.A

Pengertian, contoh unsur – unsur pembentuk dan pola kalimat (SPOK)
Satuan terkecil dari sebuah bahasa adalah kalimat baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Namun, tahukah Anda kalimat terdiri dari unsur – unsur pembentuk kalimat yang saling berangkai dan membentuk satu kesatuan makna. Unsur pembangun kalimat tersebut, diantaranya adalah Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), dan Keterangan (K). Unsur – unsur ini memiliki fungsi dan tugasnya masing – masing di dalam kalimat, dan untuk membentuk sebuah kalimat, minimal harus memiliki unsur Subjek (S), dan Predikat (P) di dalamnya. Pada artikel kali ini, marilah kita bahas unsur – unsur pembentuk kalimat ini satu persatu hingga tuntas.

Unsur - Unsur Pembentuk Kalimat
Subjek (S) Unsur yang pertama adalah subjek yang berfungsi sebagai penunjuk pelaku yang melakukan atau terlibat di dalam kalimat tersebut. Biasanya subjek di dalam kalimat berupa sebuah objek atau benda, seperti manusia, barang, binatang, tumbuhan maupun kata benda abstrak, seperti asap, gas, dan lain – lain.
Contoh : Budi, aku, saya, mereka, keledai, cita – cita, dan lain – lain.

Predikat (P) Bersama dengan subjek, predikat adalah unsur terpenting di dalam sebuah kalimat. Tanpa adanya kedua unsur ini, maka bisa dipastikan kata – kata tersebut bukanlah kalimat, melainkan frasa. Predikat ini berfungsi untuk menyatakan kegiatan yang dilakukan oleh subjek di dalam kalimat, dan biasanya berupa kata – kata kerja baik transitif, maupun intransitif.
Contoh : Memakan, lari, menangis, bernyanyi, dan lain – lain.

Objek (O) Unsur lainnya adalah objek. Unsur ini berfungsi untuk menyatakan korban atau pihak yang dikenai tindakan oleh subjek melalui predikat. Objek juga bisa melakukan tindakan terhadap subjek, jika diubah dalam bentuk kalimat pasif. Sama seperti subjek, Objek dinyatakan dengan kata – kata benda, baik benda konkret, maupun abstrak.
Contoh : Uang, Tanaman, Gagasan, Ani, dan lain – lain.

Pelengkap (Pel.) Pelengkap adalah unsur kalimat yang melengkapi unsur – unsur lainnya, seperti subjek, maupun objek. Unsur ini berfungsi untuk menambahkan arti atau keterangan.
Contoh : Pelengkap objek : Saya membeli buku yang baru terbit di toko buku Pelengkap subjek : Gadis yang berambut pirang itu menemui aku di kelas pagi ini.

Keterangan (Ket.) Unsur ini berfungsi sebagai penambah keterangan pada sebuah kalimat. Unsur keterangan biasanya diletakkan di depan maupun di belakang kalimat.
Ada beberapa jenis unsur keterangan diantaranya adalah :
- Keterangan waktu : Kemarin, besok, bulan lalu, dua hari yang lalu, tahun depan, dan lain – lain.
- Keterangan tempat : di sana, di rumah, di toko, dan lain – lain. Keterangan cara : Dengan cepat, sangat lambat, sangat serius, secara diam – diam.
- Keterangan alat : Menggunakan cangkul, dengan sepeda, mengendarai mobil, dan lain – lain. Keterangan tujuan : Supaya pintar, agar naik kelas, dan lain – lain.
- Keterangan penyerta : Bersama ibu, dengan ayah, berdua dengan kakak, dan lain – lain. 

Pola Kalimat Unsur – unsur kalimat di atas tersusun sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing – masing dan membentuk suatu pola kalimat. Dalam bahasa Indonesia, ada 8 pola dasar kalimat yang bisa dikembangkan menjadi beberapa pola kalimat lainnya. Namun, kali ini kita hanya akan membahas kedelapan pola dasar ini terlebih dahulu. Berikut ini adalah pola – pola dasar kalimat dalam bahasa Indonesia.
1. S P
Pola ini adalah pola yang sangat sederhana, dimana hanya terdiri dari subjek dan predikat. Meskipun begitu, pola ini sudah membentuk suatu kesatuan makna. Adik menangis S P
Contoh : Dia bernyanyi Ayah sedang tidur. Budi berlari

2. S P O
Ibu menyiram tanaman. S P O
Contoh : Aku bertemu dengannya. Adik memakan buah apel. Budi menaiki sepeda.

3. S P Pel.
Aku tiba yang paling terakhir. S P Pel.
Contoh : Adik makan yang enak – enak. Buaya memangsa yang lemah.

4. S P Pel. K
Saya meminum yang hangat - hangat dengan sangat cepat. S P Pel. K
Contoh : Budi menyuruh tanpa pandang bulu di sekolah. Harimau memangsa yang lemah di hutan.

5. S P O Pel.
Budi menyukai gadis yang berbaju merah itu. S P O Pel.
Contoh : Harimau menerkam mangsa yang sedang melintas. Aku menemukan sebuah dompet tanpa identitas. Ayah menanam bunga mawar yang paling bagus.

6. S P K
Aku berlari dengan sangat cepat. S P K
Contoh : Adik menangis dengan sangat keras. Ibu tertidur pulas di kamar tidur. Aku pergi besok pagi.

7. S P O K
Ani bertemu Budi di Stasiun Kereta Api. S P O K
Contoh : Kakak memberi aku hadiah di hari ulang tahunku. Nenek mencabut giginya di rumah sakit. Guntur itu menyambar pohon kemarin malam.

8. S P O Pel. K
Aku memberi wanita yang mengemis itu uang untuk digunakannya membeli makanan. S P O Pel. K
Contoh : Ibu membuat makanan yang sangat aku sukai di dapur. Ayah membelikan aku hadiah yang aku dambakan nanti malam. Ibu guru meminta tugas yang ia berikan kemarin untuk dikumpulkan.

Selasa, 23 Februari 2016

Analisis Frasa Endosentrik dan Eksosentrik

NAMA : FRENSISKA EMELDA EVASARI
KELAS : 4B
NPM : 146210761

 ANALISIS FRASA ENDOSENTRIK DAN EKSOSENTRIK

 

Saya akan menganalisis frasa endosentrik dan eksosentrik yang terdapat dalam Koran diatas :

1. FRASA ENDOSENTRIK KOORDINATIF
 Frasa endosentrik koordinatif adalah frasa yang terdiri dari unsur-unsur yang sama. Kesetaraanya dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur yang dihubungkan dengan kata ‘dan’ atau ‘atau’. Frasa endosentrik koordinatif yang terdapat dalam Koran diatas adalah:
Pemuda dan Olahraga
Kemenpora dan Komite Ad-Hoc
Ketua Komite dan Agum Gumelar
Komite Ad-Hoc dan Presiden R

2. FRASA ENDOSENTRIK ATRIBUTIF
 Frasa ini terdiri dari unsure-unsur yang tidak setara. Frasa endosentris yang atributif menurut versi Iyo Mulyono adalah selalu dapat ditentukan pola hubungan semantik ada unsur-unsurnya.Ada yang berpola diterangkan-menerangkan pola (D-M) dan ada pula yang berpola menerangkan-diterangkan pola (M-D). Frasa endosentrik atributif yang terdapat dalam wacana Koran diatas adalah:
Kantor kemenpora
Kepala komunikasi
Hari ini
27 januari lal

3. FRASA ENDOSENTRIK APOSITIF
Frasa ini memiliki sifat yang berbeda dengan frasa endosentrik dan yang frasa atributif.Frasa apositif adalah frasa yang unsur membentuknya sama. Frasa endosentrik apositif yang terdapat dalam wacana Koran diatas adalah:
1. Kepala komunikasi public kemenpora, Gatot S Dewa Broto mengungkapkan bahwa undangan ini sebagai bentuk komunikasi yang sebelumnya dikeluhkan oleh ketua Ad-Hoc. Penjelasannya adalah kepala komunikasi dan gatot s dewa memiliki kedudukan yang sama, dan jika salah satu unsure dihilngkan maka tidak mempengaruhi unsur yang lainnya.

4. FRASA EKSOSENTRIK
Menurut Ramlan (1996:115) konsep frasa ekosentris adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan salah satu unsurnya. Frasa ini terdiri atas preposisi atau unsur preposisi atau kata depan dan kata benda , atau kata sifat. Contoh yang terdapat didalam wacana adalah:
Di kantor kemenpora
Di jadwalkan pada